DIKY WIRYAWAN.

Kita menua, Menyangkal kalau rabun, Apalagi pikun... Tapi jangan ada tempat untuk angkuh, Karena cinta akan lebih cepat rapuh... Hingga...

Memburu waktu, kapan tenang yang dia janjikan... Menyalahkan hujan, kenapa dingin yang diturunkan... Angin hebat berdebat......

Sepanjang sajadah terhampar, Sesak berisak, apakah dzikirku terdengar? Sepanjang nafas pelan, Letih tertatih, apakah doaku tertahan?...

Memanjatlah setinggi-tingginya, bukan untuk pamer dada... apalagi untuk sebongkah pongah... tapi untuk merasakan bangkit dari sakit...

17 April 2019, Bersiaplah menjadi... Atau bersiaplah untuk tidak menjadi... Rakyat akan menagih, Janji saat menjadi... Atau tidak...

Sudikah kau memapahku? Rasanya aku sudah tak mampu... Melewati kosongnya lorong pikiran Bercermin luasnya pusat hati Memang tidak boleh...

Tak semua medan laga kau menang... Tapi semangat, daya juang, Terlebih pengorbanan... Itu harum yang kami kenang... #SEMUA #PUISI #HIDUP...

Pak tua... Pamormu sudah tiada... Tidak mudah diaminkan lagi oleh semua... Seperti saat wibawamu dulu terjaga Lokomotif perubahan yang...

Matahari bersinar hangat, Menemani kisah orang-orang kuat... Bagaimana menjadikan akal sehat, Sebagai pikiran yang menjadikan tujuan...

Gegap riuh tergagap Kawah berulah aku diam Rumput bersambut aku diam Terasing di seberang... Merinding dinding mendingin Bangunan...

Jauh di dalammu, Aku menemukan aku... Berai terpendam sekarang.. Ramai esok bercabang... Setiapmu adalah kemungkinan tak terbilang......

Matahari terlambat datang, Seakan tidak ingin bertemu kabut kegelisahan... Embun berhimpun turun, Gedung pencakar diam tak berkelakar,...

“Menjelajah kota lain masih mudah, dibanding harus tersesat di kebuntuan perasaan yang tak pernah bisa bersepakat dengan kata-kata saat...

“Hujan kata-kata tidak pernah berhenti. Tentang retorika kekuasaan, atau matinya perasaan. Dimana kebencian melihat orang-orang yang...

Unicorn naik status, Diangkat politikus... Rakyat korban kicauan yang diralat Rakyat korban tontonan dalam debat Rakyat korban perang...

Namanya pesta demokrasi, Adalah kemeriahan pemegang kedaulatan... Bukan perang... Yang menyebarkan ketakutan... Yang menyemburkan...

Jangan salahkan tangis, Atau ajal yang nekat menyerangku cepat... Salahkan cinta, kenapa dia sempat tertambat... Dan terlambat...

Waktu bergulir cepat Melintasi harap... Mengangkangi mimpi Hidup adalah tetesan keringat Berpangkal semangat Berujung letih yang sangat...

Tangan-tangan itu menjamahmu... Kalimat dijadikan alat, Derita kata yang tak siap... Lenyap sayap dalam senyap Tidak kemana-mana,...

Pertumbuhan masih janji Pembantu dan pembisik kolaborasi Dukungan dikapitalisasi Merinci kerja yang sudah, Melupakan yang susah... ...